]

Laman

Sabtu, 14 Desember 2013

dgdfg



1.       addslashes — Memberi garis miring pada tanda kutip
#perintah
                #hasil



2.       chr — Menghasilkan karakter yang spesifik  berdasarkan kode ascii
#perintah

                #hasil


3.       Crypt  - menghasilkan string terenskripsi searah
#perintah

                #hasil


4.       Echo() :  menampilkan satu atau beberapa string
#perintah
                #hasil


5.       Explode() : memecah string berdasarkan suatu dilimiter(separator)
#perintah
                #hasil


6.       Htmlentitles () : mengubah semua tag html menjadi HTML entities
#perintah
                #hasil


7.       htmlspecialchars() : Konversi karakter khusus ke HTML entities
#perintah
                #hasil


8.       implode — Menggabungkan element array ke suatu string
#perintah
                #hasil


9.       Join()  : sama dengan implode
#perintah
                #hasil


10.   Itrim () : menghapus karakter tertentu diawal string
#perintah


11.   Md5 () : menghasilkan string terenskripsi terarah
#perintah
                #hasil


12.   nl2br() :  Memasukan HTML <br> di setiap baris baru
#perintah
#hasil


13.   number_format () :  Format angka dengan dengan menggroupkan ribuan
#perintah
                #hasil


14.   Ord () : menghasilkan kode ASCII dari suatu karakter
#perintah
                #hasil


15.   Rtrim () : menghapus karakter tertentu diakhir string
#perintah


16.   Split() : sama dengan explode
#perintah
                #hasil


17.   Str_repeat() : mengulang string
#perintah
                #hasil


18.   Str_replace () : menganti semua string dalam pola menjadi suatu string
#perintah
                #hasil


19.   Strip_tags() :























Rabu, 27 Februari 2013

Perbedaan Proyek dengan Operasional


MANAJEMEN PROYEK

v  Proyek adalah kegiatan sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya terbatas untuk mencapai hasil akhir yang telah ditentukan.misalnya produk atau fasilitas produksi.
v  Dalam proses mencapai hasil akhir kegiatan proyek dibatasi oleh
o   Anggaran,
o   Jadwal, dan
o   Mutu,
yang dikenal dengan tiga kendala atau triple constraint.  
v  Kegiatan proyek dibedakan dari kegiatan operasional, antara lain karena :
o   sifatnya yang dinamis,
o   nonrutin,
o   multi kegiatan dengan intensitas yang berubah-ubah dan
o   memiliki siklus yang pendek.
v  Belum ada klasifikasi yang baku untuk menyatakan basar kecilnya proyek secara kuantitatif. Namun dalam hal ini G.J.Ritz (1990) membuat penggolongan ukuran proyek dari jumlah jam per tenaga kerja maupun biaya.
Atas  dasar itu proyek diklasifikasikan menjadi berukuran
o   kecil,
o    sedang,
o   besar,
o   super, dan
o    mega.
v  Kalau ditinjau dari komponen kegiatan yang dominan, terdapat berbagai macam proyek, yaitu :
o   proyek engineering konstruksi,
o   proyek engineering manufaktur
o   proyek penelitian dan pengembangan
o   proyek pelayanan manajemen,
o   proyek kapital dll.
v  Meskipun terdapat banyak ragam proyek, tetapi semuanya mengikuti pola tertentu yang menandai dinamika sepanjang siklus proyek. Intensitas kegiatan dimulai dari awal meningkat perlahan-lahan secara teratur, sampai ke puncak, kemudian turun dan akhirnya berhenti.
v  Ada tiga tahap siklus proyek:
o   Tahap konseptual
o   Tahap PP/Definisi
o   Tahap Implementasi 
Tiap tahapan mempunyai jenis kegiatan dan intensitas yang berlainan
Kegiatan utama pada tahap konseptual adalah pengkajian kelayakan, sedangkan tahap-tahap selanjutnya berturut-turut adalah perencanaan dan pemantapan, (PP atau Defenisi), desain engineering, pengadaan , fabrikasi dan konstruksi, dan akhirnya pelaksanaan uji coba sebelum diserahkan ke pemilik proyek.


KEGIATAN PROYEK VERSUS KEGIATAN OPERASIONAL

Banyak perbedaan antara kegiatan proyek dengan kegiatan operasional (rutin)
Perbedaan yang mendasar adalah kegiatan operasi didasarkan pada suatu konsep mendayagunakan sistem yang telah ada, apakah berbentuk pabrik, gedung atau fasilitas yang lain, secara terus menerus dan berulang-ulang sedangkan kegiatan proyek bermaksud mewujudkan atau membangun sistem yang belum ada.
Dengan demikian, urutannya adalah sistem (fasilitas atau produk) dibangun atau diujudkan lebih dahulu melalui proyek, baru kemudian dioperasikan  sebagai kegiatan rutin. Kegiatan operasional misalnya kegiatan memproduksi semen di pabrik semen atau merakit mobil di bengkel, dimana  kegiatan proyeknya adalah membangun pabrik semen dan bengkel otomotif.

Proyek vs Operasional

Kegiatan Proyek
Kegiatan Operasional
a.Bercorak dinamis, nonrutin
a.Berulang-ulang, rutin
b.Siklus proyek relatif pendek
b.Berlangsung dalam jangka      panjang
c. Intensitas kegiatan di dalam periode siklus proyek turun naik (berubah)
c. c. Intensitas kegiatan relatif sama
d. Kegiatan harus diselesaikan berdasarkan anggaran, jadwal dan mutu yang telah ditentukan.
d. Batasan anggaran dan jadwal  tidak setajam pada proyek.
e. Terdiri dari bermacam-macam kegiatan yang memerlukan berbagai disiplin ilmu
e. Macam kegiatan tidak terlalu banyak dan tenaga ahli tidak perlu terlalu banyak
f. Keperluan sumber daya berubah, baik macam maupun volumenya
f. Macam dan volume keperluan sumber daya relatif konstan



Minggu, 27 Mei 2012

Someone Like You

I heard that you're settled down
That you found a girl and you're married now.
I heard that your dreams came true.
Guess she gave you things I didn't give to you.

Old friend, why are you so shy?
Ain't like you to hold back or hide from the light.

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over.

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,
Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead, "
Yeah

You know how the time flies
Only yesterday was the time of our lives
We were born and raised
In a summer haze
Bound by the surprise of our glory days

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I'd hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over.

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead."
Yeah

Nothing compares
No worries or cares
Regrets and mistakes
They are memories made.
Who would have known how bittersweet this would taste?

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you
Don't forget me, I beg
I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead."

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I remember you said,
"Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,
Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead."
Yeah

Jumat, 20 April 2012

Berpikir Kreatif

Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif merupakan kompetensi siswa yang harus guru kembangkan. Jika pada halaman sebelumnya telah penulis sajikan tentang berpikir kritis, maka pembahasan berlanjut pada pengembangan berpikir kreatif.
Tudor Rickards dalam buku Creativity and the managment of change (hal.22) menyatakan bahwa berpikir kreatif berkenaan dengan proses kegiatan untuk menghasil sesuatu yang berhubungan dengan proses menghasilkan ide baru yang bernilai. Baru itu bisa menurut penilaian orang yang menghasilkan pemikiran baru atau menurut penilaian sekelompok orang dalam masyarakat luas.
Selanjutnya Tudor menyatakan pula bahwa berpikir kreatif dan pemecahan masalah secara kreatif berbeda dengan berpikir rasional dan pemecahan masalah. Pemikiran tersebut beralasan karena dalam tindakan kreatif ditandai dengan adanya ide, proses berpikir, atau produk baru yang bernilai.
Persoalan utama yang dihadapi dunia pendidikan kita pada saat ini adalah bagaimana mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pecahannya adalah bagaimana proses pembelajaran perlu dibangun dan apa produk yang harus siswa hasilkan.
Persoalan ini menyangkut proses belajar dan hasil belajar yang tidak hanya menyangkut tugas dan beban kerja guru, namun menjadi tugas kepala sekolah, lembaga pendidikan, bahkan para pemangku kebijakan pendidikan pada umumnya.
Menurut Ellis yang dipublikasikan melalaui ec.europa.eu/…learning…/creativity/e llis menyatakan bahwa kecakapan berpikir kreatif dapat diukur dengan berbagai indikator prilaku belajar siswa seperti di bawah ini.
  • Menunjukkan sikap percaya diri, mandiri, dan menyenangkan. Kemandirian siswa dalam berpikir terlihat menunjukkan kesenangan terhadap hal yang dipelajari, terintegrasi dan fokus pada pokok bahasan, menunjukan sikap empati dan keterlibatan emosional pada hal yang dilakukan, dan menunjukkan motivasi diri untuk mencapai target yang diharapkannya.
  • Aktif berkolaborasi dan berkomunikasi yang dapat dilihat dalam prilaku yang dapat bekerja untuk mewujudkan tujuan melalui kerja sama dalam kelompok, aktif berdiskusi dalam tim, memberikan saran dengan penuh pertimbangan, mendengar dengan serius, merespon dengan sungguh-sungguh, mengatasi masalah dan mengungkapkan gagasan.
  • Bertindak kreatif yang ditandai dengan munculnya kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai ide dalam rumusan singkat, bertanya, menghubungkan gagasan yang satu dengan gagasan lain, mengambil resiko, dan melakukan percobaan, mengekspresikan pikiran sendiri dalam produk belajar yang artistik.
  • Menunjukkan daya imajinasi dan mampu memainkan yang ditunjukkan dengan kemampuan mengidentifikasi, melakukan eksplorasi berbagai alternatif, mengembangkan berbagai perencanaan atau program, mendemonstrasikan perkembangan secara atistik yang didukung dengan kecapan yang spesifik, dan kemampuan mengontrol yang semakin meningkat.
  • Berpengetahuan dan memiliki pemahaman yang ditunjukkan dengan kesadaran untuk membedakan berbagai format, gaya, atistik, taradisi kultural, dan melakukan berbagai teknik melakukan berbagai hal secara kreatif.
    uses subject specific knowledge and language with understanding
  • merefleksikan dan mengevaluasi yang ditandai dengan kemampuan merespon, berkomentar, mengerjakan sendiri, sehingga dapat menunjukkan pengembangan daya berpikir logis, artistik, imajinatif. dalam bekerja, dan mampu mengevaluasi pekerjaan yang dialaminya.
Dari uraian di atas dapat kita pahami bahwa pembelajaran yang kondusif untuk menumbuhkan kecakapan berpikir kreatif perlu memerlukan dukungan suasana belajar yang memungkinkan siswa bebas mengembangkan pikirannya melalui pengembangan kerja sama yang menyenangkan hatinya, telepas dari sikap tidak sungkan bicara, bebas berkomunikasi antar sesama siswa serta efektfi berkomunikasi dengan guru sehingga kelas memfasilitasi siswa bekerja sama melalui interaksi sosial yang dinamis dalam kelas.
Kerja sama, komunikasi, interaksi, mendengarkan, mengomentari, bertanya, menjawab pertanyaan dan mengekspresikan pikiran merupakan prilaku yang paling penting untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Semua prilaku tersebut merupakan bagian dari proses belajar.
Hal yang penting juga dalam pengembangan kemampuan berpikir kreatif adalah suasana belajar yang mengembangkan kebebasan siswa dalam mengekspresikan pikiran, mengembangkan daya imajinasi, mengembangangkan daya eksplorasi, menyatakan pikiran dalam menghasilkan karya yang terbarukan dan bernilai.
Oleh karena itu, dalam mengembangkan kecakapan berpikir kritis diperlukan ide-ide atau karya yang akan dikembangkan sehingga lebih bernilai atau baik proses maupun hasil belajar harus berbeda dan lebih baik daripada sebelumnya.
Konsekuensi dari itu, guru dan siswa perlu memiliki model proses atau hasil karya yang akan diperbaharui. Misalnya, karya terbaik siswa yang telah dibuat tahun sebelumnya baik dari hasil karya siswa di sekolah sendiri atau dari sekolah lain. Gagasan yang telah ada dan akan dikembangan agar menjadi lebih sesuai dengan perkembangan teknologi, majalah dinding terbaik yang dibuat oleh siswa dari sekolah lain, karya hasil perobaan sebelumnya.
Tugas sekolah dalam mengembangkan keterampilan berpikir kreatif yaitu menentukan target pelaksanaan pembelajaran yang kreatif untuk meningkatkan keterampilan guru dan siswa berpikir kreatif. Sekolah mendeskrpsikan cita-cita dalam perencanaan dan menentukan strategi untuk mencapai cita-cita itu.
Rencana itu perlu dijabarkan lebih lanjut dalam pengembangan dan pelaksanaan kurikulum serta cara mengukur keterlaksanaannya. Kelemahan yang kita dapatkan di sekolah pada saat ini adalah secara kelembagaan sekolah belum menetapkan target dalam program untuk mengembangkan kecapan berpikir kreatif menjadi komponen kegiatan dalam program yang terdeskripsikan.
Kepala sekolah belum fokus untuk mengukur pencapaian sekolah dalam mengembangkan kecakapan siswa berpikir kreatif. Karena itu, guru-guru kurang mendapat dorongan untuk mengembangkan kecakapan ini sehingga luput dari perhatiannya.
Bepikir kritis hingga saat ini baru kita sentuh kulitnya, cuma baru pandai menyisipkan dalam bentuk kata indah dalam standar, namun miskin maknanya karena kita sendiri belum memiliki alat ukur yang spesifik untuk mengetahui posisi keterpenuhan kriteria proses dan hasilnya.

5 Cara Melatih Berpikir Kreatif

KREATIF" hanyalah sebuah kata pendek dan sederhana. Namun, berkat pemikiran kreatif, kesuksesan besar, semisal kemajuan teknologi, industri, dan bidang lain, terjadi. Tidak berlebihan bila dikatakan, berpikir kreatif merupakan kunci keberhasilan.

Berikut ini cara yang bisa di coba :


1. Berpikir, semua bisa dilakukan
Yakinlah, sesuatu yang akan kita kerjakan mampu kita selesaikan. Artinya, harus optimis. Buang ungkapan bernada pesimis.
Misal, "Saya mungkin bisa mengerjakan". Ganti dengan ungkapan penuh optimisme. Contoh, "Saya pasti bisa mengerjakannya", "Bagi saya tidak ada kata menyerah!".
Pernyataan optimis melatih kita berani masuk ke persoalan. Pola pikir pun berkembang, karena dipaksa memeras otak untuk mewujudkan tekad itu.


2. Hilangkan cara berpikir konservatif
Pola berpikir konservatif ditandai dengan kekhawatiran untuk menerima perubahan, meski perubahan itu menguntungkan. Karena ingin mempertahankan gaya konservatif, perubahan ditanggapi secara dingin, bahkan dipersepsikan sebagai ancaman. Karena merasa nyaman atau diuntungkan dengan cara konservatif, ketika dituntut untuk mengubah pola pikir, kita takut akan mengalami kerugian.
Hendaknya disadari, cara berpikir konservatif memasung pemikiran kreatif karena pikiran dibekukan oleh sesuatu yang statis. Padahal dalam berpikir kreatif unsur statis semestinya dihilangkan. Mulailah berpikir dinamis, dengan terus mengolah pemikiran untuk menemukan pola pikir efektif.
Ada tiga cara mengurangi atau menghilangkan pola berpikir konservatif. Pertama, terbuka terhadap masukan. Masukan adalah bahan mentah sangat berharga. Lalu, kita mengolahnya menjadi "barang jadi" lewat pemikiran kreatif. Jadi, jangan takut dengan ide, usulan, bahkan kritik. Karena semua itu merangsang kita berpikir kreatif.
Kedua, mencoba pekerjaan atau hal di luar bidang kita. Untuk "memperkaya" diri, pola pikir juga perlu menghadapi sesuatu yang berbeda dari biasanya.
Ketiga, harus proaktif. Kita dituntut "menjemput bola" dalam menghadapi sesuatu, dan bukan "menunggu bola". Bertindak proaktif berarti membuat diri bebas memilih tindakan, tentu berdasarkan perhitungan matang. Ini bisa terjadi kalau kita mempunyai kreativitas berpikir.
3. Tingkatkan kuantitas dan kualitas pekerjaan
Jangan cepat puas. Semakin cepat puas berarti menutup diri terhadap pekerjaan lain yang dapat memperkaya perkembangan pemikiran. Kesanggupan menerima pekerjaan lain, berarti kita membuka diri pada tantangan baru. Untuk itu kita dituntut berpikir cerdas dan efektif.
Dua hal perlu dilakukan. Pertama, tambah kuantitas pekerjaan. Artinya, tidak perlu mengeluh bila di luar kesibukan kita masih ada hal lain, berarti kita membuka diri pada tantangan baru. Untuk itu kita dituntut berpikir cerdas dan efektif.
Dua hal perlu dilakukan. Pertama, tambah kuantitas pekerjaan. Artinya, tidak perlu mengeluh bila diluar kesibukan kita masih ada hal lain yang perlu diselesaikan. Keterbukaan untuk menerima tambahan pekerjaan membuat kita melatih diri. Apakah dalam situasi tertekan, kita masih mampu berpikir?
Yang berpikir kreatiflah yang mampu membangkitkan daya pikirnya.
Kedua, perbaiki kualitas hasil kerja. Ini mengandung makna, sekecil apapun pekerjaan, kita tidak boleh mengabaikan kualitas hasilnya. Karena dari kualitas pekerjaan itu tercemin mutu pemikiran kita. Artinya, kalau pekerjaan berkualitas, itu menunjukkan mutu daya pikir kita. Semakin berkualitas hasil pekerjaan kita, semakin berkualitas pula pola berpikir kita.
4. Perbanyak kebiasaan bertanya
Bertanya merupakan indikator bahwa pikiran kita masih "jalan" dan selalu dinamis. Dengan bertanya, berarti mencoba menguji daya kritis.
Kebiasaan bertanya jangan dipahami bahwa kita "tidak mengerti". Tetapi harus dipahami sebagai munculnya dinamika pikiran.
Bertanya merupakan sarana melatih pengembaraan daya kreativitas. Dengan bertanya, pemikiran kita bertemu dengan pemikiran orang lain yang mengandung hal-hal baru, sehingga cakrawala berpikir kita semakin luas. Juga membuat kita tidak terpaku pada pemikiran diri sendiri. Sebaliknya, kita mencoba meyakinkan apakah pemikiran kita sejalan dengan pemikiran orang lain? Hal ini membuat kita semakin kreatif karena berusaha terbuka terhadap pemikiran dari luar.
5. Jadi pendengar yang baik
Menjadi pendengar yang baik berarti sanggup mendengarkan setiap informasi dari luar. Dengan demikian kita mempunyai "kekayaan", banyak kesempatan untuk berpikir mengenai yang kita dengar.
Apabila ingin menanggapi yang kita dengar, sudah tersedia banyak konsep pikiran untuk digunakan. Menjadi pendengar yang baik berarti mengerti betul setiap informasi yang masuk ke alam pemikiran. Kita dituntut untuk berpikir kreatif, sehingga sanggup merespons sesuai yang dikehendaki oleh dunia luar.


Manfaat Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif erat kaitannya dengan memunculkan alternatif-alternatif. Dengan berpikir kreatif kita tidak hanya terpaku dengan satu alternative saja. Dengan berpikir kreatif kita dapat membuka kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa depan, sehingga kita juga memiliki alternatif-alternatif cara menghadapi dimasa depannya.
Berpikir kreatif juga memudahkan kita untuk melihat, dan bahkan menciptakan peluang yang menunjang keberhasilan kita. Seringkali alasan seseorang tidak bertindak adalah karena tidak ada peluang. Padahal sesungguhnya peluang selalu ada didepan kita. Tinggal apakah kita jeli melihatnya atau tidak. Bahkan kalaupun peluang itu memang tidak ada, kita dapat menciptakan peluang asal kita mau berpikir kreatif.